Sengaja Kang Ahsan menggunakan Bahasa Inggris bia sedikit keren kwkwkwk. Apa itu Indirect Methode? Tidak usah Kang Ahsan artikan, itu sama artinya menambah garam ke lautan. Laut yang secara nyata terasa asin malah diberi garam. Apa nggak bahaya itu? Hhhh. Di zaman yang tanpa batas akibat kemajuan teknologi. Teknologi yang membuat dunia ini seperti terlipat. Manusia dengan jemarinya bisa mengakses dengan gawainya informasi masa kini dan masa mendatang. Dengan secepat mata berkedip dunia non jauh di sana bisa terlacak dan terbaca. Apalagi hanya sebuah kata “Indirect Methode”, pasti dengan mudah terbaca maksudnya. Tapi tidak ada salahnya Kang Ahsan menjelaskan sedikit dua kata tersebut. Penjelasan yang mungkin kurang pas tapi di benak pikiran Kang Ahsan sangat bermanfaat. Penasaran? Baiklah Kang Ahsan artikan, “Indirect Methode” adalah Metode Tidak Langsung.
Lalu apa maksudnya Metode Tidak Langsung? Idirect Methode merupakan cara yang dilakukan/dilaksanakan tanpa memberitahu tujuan dari suatu kegiatan. Diharapkan dengan cara ini seseorang dengan kesadaran sendiri menjadi terbiasa menjalankan kebiasaan-kebiasaan baik. Kebiasaan baik yang tertanam dan terpraktikkan dalam kehidupan keseharian. Apa saja kegiatan harian madrasahku yang secara tidak langsung membentuk karakter civitas?
Kegiatan Madrashku hari ini, Rabu 6 Septermber 2023 :
1. Penyambutan Kedatangan Siswa
Di gerbang putra yang bertugasas adalah Pak Syaiful, Pak Yusuf, Pak Sugiono, Pak Nugroho, Pak Gagas, Pak Dani, dan Pak Arif. Di gerbang putri ada Bu Mia dan Bu Ziyan. Semua petugas dibantu oleh anggota osis. Anggota osis bertugas memeriksa kerapian siswa.
Kegiatan ini rutin dikerjakan oleh petugas yang telah terjadwal. Siswa datang berbaris rapi bak pengantri tiket. Mereka berjalan pelan mengantri untuk berjabat tangan dengan petugas dan beberapa anggota osis. Tidak ada saling menyusul mendahului. Satu persatu siswa yang dating sebelum berjabat tangan diperiksa oleh anggota osis. Diperiksa tentang kerapian dan benda-benda yang dilarang dipakai.
Karakter yang ditanam dari kegiatan ini adalah : pentingnya budaya antri, kesabaran, kedisiplinan, serta kerapian. Kegiatan penyambutan yang rutin setiap hari secara otomatis akan membentuk karakter-karakter tesebut. Karakter tersebut akan terbentuk dalam diri setiap petugas dan siswa.
2. Apel Pagi
Apel pagi hari ini dipimpin oleh Pak Masruchin. Beliau dengan suara lantang menyiapkan dan membariskan peserta apel. Lalu ia panggil Pak Anwar untuk memimpin do’a. Sebelumnya Bu Anis mengabsen peserta. Beliau mewakili Bu Ela yang lagi sakit.
Apel pagi yang setiap pagi rutin dilakukan juga bisa membentuk karekter. Karakter setiap pimpinan dan guru peserta apel. Apel yang dimulai setiap jam 07.10 ada kegiatan baris, absen, dan do’a. Kegiatan ini dengan tujuan membentuk karakter guru dan pimpinan untuk disiplin dan pentingnya usaha bathiniah. Do’a merupakan usaha bathin meminta kepada Allah SWT agar semua civitas diberi kelancaran dan keberkahan dalam menjalan aktivitas. Karakter tersebut secara tidak langsung akan bisa terpatri dalam setiap pimpinan dan guru.
3. Sholat Dhuha Berjama’ah Terjadwal
Sholat Dhuha hari ini jadwalnya kelas 7D dengan imam Pak Kholilurrohman dan pendamping/pemateri Bu Emy selaku walasnya. Siswa dating ke musholla madrasah dengan membawa mukenah. Mereka dengan tertib menuju tempat wudhu bagi yang belum mempunyai wudhu. Mukena mereka pakai dan berbaris membentuk shof rapi. Mualilah sholat dilaksanakan secara berjama’ah.
Karakter yang ditanamkan bisa berupa kedisiplinan, pentingnya melaksanakan amalan sunah selain fardhu, dan pentingnya kesucian/kebersihan diri, termasuk juga pentingnya usaha bathin. Karena kegiatan ini terjadwal, maka dengan jumlah rombongan belajar 32 dimungkinkan setiap kelas hanya melaksanakan Sholat Dhuha sebulan sekali. Walau begitu semoga ada karakter yang terwujud dari kegiatan ini. Setidaknya siswa dan petugas menyadari arti sebuah kebiasaan baik berupa amalan sunah. Amalan yang bisa menjadikan pribadi-pribadi yang mulia dan tidak sombong.
4. Murottal Bersama Pagi
Kegiatan ini berupa pembacaan bersama aqidatul awam, membaca surat-surat pendek, dan do’a bersama. Hari ini yang bertugas kelas 9H, kebetulan yang ditunjuk adalah M. Jibril. Ia memimpin pembacaan hadits yang diikuti secara bersama-sama siswa di halaman madrasah. Kegiatan ini juga didampingi para guru dan pimpinan.
Karakter yang tertanam dari kegiatan ini adalah pentingnya kebersamaan, pentingnya mengistiqomahkan membaca Al-Qur’an dan Hadits, dan disiplin. Disiplin mengikuti kegiatan dengan tertib tanpa suara gaduh dan berbicara sendiri.
Kegiatan ini rutin setiap pagi dilakukan. Karena itu kebiasaan ini secara otomatis bisa terpatri dalam setiap insan yang terlibat. Mereka akan terkode secara alami dapat mengamalkan dalam kehidupan kesehariannya.
5. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan ini dilakukan setelah murottal pagi yang selesai jam 07.40. Tepat pukul 07.50 guru sesuai jadwal mengajar masuk kelas masing-masing. Beliau sedang ditunggu dengan setia oleh siswa di kelas.
Banyak karakter yang bisa terwujud dari kegiatan ini, termasuk kediplinan, kerapian, kebersamaan, kekeluargaan, dan pentingnya pengetahuan serta Pendidikan.
Dengan kebiasaan ini diharapkan insan madrasah menjadi mengerti dan sadar untuk merutinkan/mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Sholat Dhuhur Berjama’ah di Halama Madrasah
Hari ini yang menjadi petugas adzan kelas 7i dan bertindak sebagai imam adalah Pak Miftahul Rozak. Kegiatan ini dilakukan secara berjama’ah semua civitas, mulai dari siswa putra dan putri dan beberapa guru. Sebagian guru bertugas mengawasi dan mempersiapkan pelaksanaannya. Setelah sholat diadakan dzikir dan do’a bersama.
Karakter yang ditanamkan dalam kegiatan ini adalah pentingnya sholat fardhu, pentingnya sholat berjama’ah, pentingnya kebersamaan dan kedisiplinan. Dengan rutinnya kegiatan ini diharapkan siswa dan guru serta karyawan madrasah menjadi pribadi yang berkarakter tersebut.
Kang Ahsan_Humasy MTsN 2 Jombang
Beri Komentar